Voluptaria, Potensi Pariwisata Heritage Kota Malang Perlu Dikembangkan

Budayawan asal Kota Malang, Irawan Paulus, menyatakan bahwa Kota Malang memiliki potensi yang besar untuk meningkatkan pariwisata heritage.
Hal tersebut diungkapkannya dalam sebuah diskusi yang digelar oleh kelompok diskusi mahasiswa prodi Pariwisata FIA Universitas Brawijaya, Voluptaria pada tanggal 31 Maret 2023 yang lalu.
Acara yang dihadiri oleh puluhan mahasiswa dan pegiat budaya tersebut dilaksanakan di Kedai Namsun, Kota Malang.
Diskusi ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan kepedulian akan cagar budaya, konservasi, preservasi sumber daya kultural, dan natural.
Voluptaria yang fokus mengkaji isu-isu pariwisata, budaya, dan konservasi, mengadakan diskusi ini untuk mengembangkan potensi aset sejarah yang dapat memberikan peluang ekonomi melalui pariwisata.
Irawan menambahkan bahwa masyarakat kurang mengenal situs-situs heritage di Kota Malang yang sebenarnya dekat dengan mereka, seperti Pasar Oro-oro Dowo.
Oleh karena itu, upaya untuk mengenalkan situs-situs heritage tersebut perlu dilakukan untuk memaksimalkan potensi pariwisata heritage Kota Malang.
“Kalau teman-teman tahu, bangunan tersebut sudah ada dan didirikan oleh Belanda sejak 1932 silam,” jelasnya.
Dalam diskusi tersebut, Irawan Paulus turut menjelaskan ciri dan fisik dari bangunan Pasar Oro-oro Dowo.
Ia mengungkapkan bahwa bangunan tersebut memiliki kesan unik dan menarik, terlihat dari susunan batu-batu yang membentuk tembok dan kayu-kayu khas yang menjadi tiang penyangga atap.
Selain itu, Irawan juga menekankan pentingnya pengetahuan tentang keberadaan situs heritage atau warisan bagi masyarakat.
Menurutnya, jika masyarakat tidak mengetahui keberadaannya, mereka tidak akan bisa peduli dan merawatnya dengan baik.
Oleh karena itu, upaya untuk memperkenalkan situs-situs heritage di Kota Malang harus terus dilakukan agar dapat meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap warisan budaya yang ada.
“Maka, perlu adanya penjelasan dan penyuluhan yang baik ke masyarakat bahwa penting menjaga tempat-tempat heritage di Malang. Saya juga mengapresiasi pemerintah Kota malang yang dengan serius mnejaga situs-situs ini. Apalagi dengan adanya surat keputusan (SK) terkait cagar budaya,” tuturnya.
Irawan Paulus juga memberikan pesan kepada masyarakat, khususnya generasi muda untuk bekerja sama dalam menjalankan upaya pelestarian situs-situs heritage di Kota Malang.
Tidak hanya dirawat dan dipedulikan, situs-situs tersebut juga dapat dikembangkan menjadi potensi wisata yang menarik.
Hal ini tentu saja dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga sekitar dan juga dapat dikenal oleh banyak orang di luar kota Malang.
Dalam kesempatan yang sama, turut hadir Nida Arub Majida, salah satu anggota tim Bersukaria Tour Organizer yang fokus pada pariwisata heritage. Menurutnya, sektor wisata heritage memiliki daya tarik yang tersendiri, terutama bagi mereka yang tertarik dalam mendalami sejarah.
Tidak hanya menarik bagi wisatawan lokal, bahkan juga wisatawan mancanegara.
Dengan demikian, upaya pelestarian situs-situs heritage di Kota Malang tidak hanya penting untuk menjaga warisan budaya, namun juga dapat memberikan manfaat ekonomi yang signifikan melalui sektor pariwisata.
“Selain untuk pariwisata, situs-situs heritage ini nyatanya juga menajdi saksi bisu sejarah yang terjadi di lokasi tersebut. Makanya, perlu adanya upaya serius dalam merawat dan melindunginya. Sehingga nanti, anak-anak muda juga bisa tahu sejarah panjang dan penting daerah tersebut, termasuk situs-situs yang ada di Malang,” pungkasnya mengakhiri.