Kanal Malang
Beranda Start Up Sektor Fintech Indonesia Mencatat Pertumbuhan Lebih dari 6 Kali Lipat dalam 10 Tahun Terakhir

Sektor Fintech Indonesia Mencatat Pertumbuhan Lebih dari 6 Kali Lipat dalam 10 Tahun Terakhir

Kantor fintech. Fintech Tumbuh Lebih dari 6 Kali Lipat dalam 10 Tahun Terakhir (Image Source: koinworks)

KANALMALANG.net – Fintech adalah sektor bisnis yang mengombinasikan layanan jasa keuangan dengan teknologi. Di masyarakat, perusahaan fintech biasanya dikenal sebagai perusahaan yang menghasilkan inovasi teknologi dan digitalisasi pada layanan keuangan.

Sebelumnya, segala jenis sub-sektor keuangan hanya bisa diakses melalui perusahaan jasa konvensional. Akan tetapi, fintech hadir dan menjadi game changer. Menyediakan opsi untuk masyarakat untuk mengakses layanan jasa keuangan dengan lebih mudah, praktis, dan efektif.

Berhubungan dengan hal ini, pada beberapa waktu yang lalu, Boston Consulting Group (BCG), konsultan manajemen ternama dunia, telah bekerja sama dengan perusahaan modal ventura di Asia Tenggara, yaitu AC Ventures untuk merilis laporan tentang tren sektor fintech di Indonesia. Tak disangka, sektor ini berkembang pesat dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.

Pada tahun 2011, jumlah ‘pemain’ di sektor fintech Indonesia hanya berjumlah 51 orang. Namun, pada tahun 2022, jumlahnya melonjak tajam hingga mencapai 334 ‘pemain’. Hal ini menjelaskan minat masyarakat terhadap teknologi yang mulai bergeser di pertengahan tahun 2010, dan semakin menerima serta menyadari transformasi digital yang tak terelakkan.

Dengan jumlah stakeholder yang meningkat pesat secara eksponensial dalam beberapa tahun terakhir, sektor fintech dianggap memiliki masa depan yang menjanjikan.

Tidak hanya peningkatan jumlah perusahaan fintech, namun kesuksesannya didukung oleh lonjakan pengguna di Indonesia. Segmen pembayaran, misalnya, memiliki lebih dari 60 juta pengguna aktif di tahun 2020 dengan CAGR (compound annual growth rate) sebesar 26% di tahun 2025.

Sementara itu, segmen pemberi pinjaman memiliki lebih dari 30 juta akun P2P lending yang aktif di tahun 2021. Untuk wealthtech, manajemen kekayaan memiliki 9 juta investor ritel di tahun 2022.

Namun, yang paling menarik adalah adopsi platform SaaS alias Software as a Service di sektor fintech. Total 6 juta UMKM menggunakan SaaS pada bisnis mereka, yang merupakan 26 kali lipat lebih banyak dibandingkan tiga tahun sebelumnya. Seiring pertumbuhan fintech, adopsi SaaS semakin meningkat.

Dalam pertumbuhan sektor fintech di Indonesia, terlihat bahwa segmen SaaS menjadi primadona. Stakeholder di dalam sektor fintech lebih mengarahkan masa depan mereka ke segmen wealthtech, insurtech, dan SaaS, daripada mendukung dominasi berkelanjutan di segmen pembayaran dan pinjaman.

Diversifikasi pasar fintech ini sedikit menggeser segmen pemberi pinjaman (pinjaman online) dan pembayaran (seperti dompet digital, dll). Kedua segmen ini tidak menjadi area utama pengembangan fintech, terutama setelah banyaknya pemain dan persaingan yang semakin ketat antara perusahaan fintech tersebut.

“Peningkatan eksponensial jumlah pemain fintech, meningkatnya keterlibatan pelanggan, dan pendanaan ekuitas yang meningkat semuanya merupakan indikasi potensi sektor yang besar. Strategi investasi kami [AC Ventures] sejalan dengan perusahaan yang paling berdampak dan inovatif dalam ruang ini.

Laporan fintech ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami di AC Ventures untuk terus mendukung dan berinvestasi di sektor fintech lokal yang berkembang pesat guna mendukung terwujudnya ekosistem keuangan yang inklusif di Indonesia.” ujar Adrian Li, Founder dan Managing Partner AC Ventures.

Dari data-data tersebut, terlihat bahwa pertumbuhan sektor fintech tidak hanya menciptakan persaingan dan peluang bisnis baru, tetapi juga membuka lapangan pekerjaan yang luas di sektor pendukung teknologi fintech.

Dibandingkan dengan masa sebelum adanya disrupsi digital dan fintech, lapangan pekerjaan di sektor keuangan/perbankan lebih mengutamakan lulusan dari jurusan ekonomi, matematika, atau bidang keuangan lainnya. Namun, dengan adanya fintech, peluang kerja baru di sektor teknologi dan digital semakin terbuka luas dan menarik minat banyak orang.

Saat ini, lapangan kerja di sektor fintech lebih terbuka untuk umum, tidak hanya untuk lulusan jurusan ekonomi dan matematika. Lingkup pekerjaan dalam fintech cenderung mengarah ke teknologi.

Menurut Presiden Direktur Michael Page Indonesia & Filipina, Olly Riches, terjadi persaingan sengit antara perusahaan jasa keuangan tradisional dan fintech untuk merekrut SDM berkualitas di Indonesia.

Industri digital, termasuk fintech, mendominasi peningkatan jumlah lapangan kerja di Indonesia pada tahun 2021, mencapai 13%, seperti yang dilaporkan oleh Antara.

Hal ini menunjukkan bahwa keberhasilan sektor fintech di Indonesia tidak hanya mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga menciptakan banyak peluang kerja bagi SDM yang terampil di bidang teknologi.

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *