Dugaan Sebar Data Pribadi Pinjaman Online, Seseorang di Malang Bunuh Diri

KANALMALANG.net – Seorang pria berusia 33 tahun ditemukan gantung diri di rumahnya, Jalan Batu Amaril, RT 3/RW 4 Kelurahan Pandanwangi, Kecamatan Blimbing, tadi malam (2/4).
Hermawan diduga oleh warga sekitar mengakhiri hidupnya karena terlilit utang, terutama dari layanan pinjaman online (pinjol).
Saat Jawa Pos Radar Malang tiba di tempat kejadian, jenazah sedang dievakuasi. Beberapa warga menyebutkan bahwa Wakidi adalah orang pertama yang menemukan korban dalam keadaan sudah meninggal.
Pria yang berusia 50 tahun tersebut adalah orang tua Hermawan. Wakidi mengatakan bahwa pada sore itu dia sedang mencari Hermawan. Setelah tidak menemukannya di lantai satu, Wakidi naik ke lantai dua dengan maksud menyalakan lampu. Dia sangat terkejut ketika melihat Hermawan sudah tergantung di kusen pintu.
“Saya langsung lemas. Karena anak saya langsung gantung diri di pintu, badannya sudah kaku,” ungkap pria yang biasanya bekerja sebagai kuli batu.
Setelah menemukan anaknya meninggal, Wakidi segera menghubungi keluarganya dan melapor ke perangkat kelurahan serta warga setempat.
Ketika di tanya mengenai alasan anaknya melakukan bunuh diri, Wakidi mengakui bahwa dia tidak tahu pasti. Namun dia ingat bahwa anaknya sering mengeluh terlilit utang dari pinjaman online (pinjol). Seorang warga yang tidak ingin di sebutkan namanya membenarkan dugaan tersebut.
Selain terlilit utang, Hermawan di duga mengalami depresi akibat data pribadinya yang di sebarluaskan oleh perusahaan pinjaman online.
“Warga mengatakan bahwa mungkin dia merasa stres karena datanya di sebar ke mana-mana setelah terlilit utang,” tambah salah seorang warga.
Warga lainnya yang bernama Rifki menjelaskan bahwa Hermawan tampak putus asa selama dua minggu terakhir. Dia juga mengetahui bahwa Hermawan sering berkeluh kesah kepada beberapa temannya tentang kondisi keuangannya yang terlilit utang.
“Harianya, Hermawan berjualan gorengan untuk membantu ibunya. Saya juga mendengar bahwa dia sudah bercerita ingin bunuh diri kepada teman-temannya selama dua minggu terakhir,” ujar Rifki.
Mislan, seorang warga yang tinggal di depan rumah keluarga Hermawan, mengungkapkan cerita lain tentang Hermawan.
Menurut Mislan, sehari-hari dia mengenal Hermawan sebagai sosok yang tertutup. Dia mendengar kabar bahwa Hermawan telah bunuh diri dari istrinya.
“Yang kami dengar, dia sempat mengirim pesan WhatsApp kepada ibunya yang bekerja sebagai pembantu. Isinya kurang lebih seperti ini, ‘Aku sudah keluar. Pulang sore’,” jelas Mislan.
Di tempat lain, Kapolsek Blimbing Kompol Danang Yudanto menjelaskan bahwa Hermawan melakukan gantung diri dengan tali yang di ikat pada kusen pintu.
Pihak keluarga berusaha memberikan pertolongan setelah ayah Hermawan menelpon mereka.
“Adik korban segera datang dan memberikan pertolongan pertama setelah di telepon oleh ayahnya. Namun sayangnya, Hermawan sudah tidak bernyawa,” tandasnya.